“Traveling
 is a brutality. It forces you to trust strangers and to lose sight of 
all that familiar comfort of home and friends. You
 are constantly off balance. Nothing is yours except the essential 
things: air, sleep, dreams, sea, the sky - all things tending towards 
the eternal or what we imagine of it.”
  
― Cesare Pavese
― Cesare Pavese
Yeah,
 tapi kata-kata ini mengingatkan perjalanan saya ke sebuah pantai di 
wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta. Perjalanan yang mungkin saja merupakan
 sebuah perumpaman yang sesuai dengan quote yang menyatakan bahwa
 berwisata itu sangat brutal dan diluar akal nalar kita, bagaimana 
tidak, aku bisa saja berbicara dengan orang asing yang sama-sama tidak 
mengenal sebelumnya, saat membuka pembicaraan, satu sama lain akan 
mengucapkan kata salam, dan mulai menceritakan tentang sebuah hal.
Sama
 saat saya travelling ke Malaysia, saat itu di Penang, saya ketemu 
dengan seorang agen TKI disana. Dia menceritakan bahwa kehidupan di 
Malaysia itu layaknya sebuah harapan baru bagi dirinya. Di Malaysia dia 
mendapatkan lebih dari pada saat ia bekerja di Indonesia. Dia 
memberitahukan pemberhentian yang saya tuju. Saya senang juga bisa 
mengobrol ngalor-ngidul untuk menawar rasa rindu kampung halaman.
![]()  | 
| Sumber : http://idanaaathename.tumblr.com/page/3 | 
Lalu,
 saya bertemu dengan sepasang kakek nenek dari Korea Selatan, saya 
menanyakan sebuah lokasi pemberhentian shuttle bis, dan mereka memberi 
tahu saya dengan Bahasa Inggris mereka yang tak begitu baik, namun 
ajaibnya saya dapat memahaminya. Kemudian saat mereka berdua turun dari 
bus, saya mengucapkan terima kasih dalam bahasa Korea "gamsahamnida".
 Mereka berdua tersenyum dan kakek menepuk pundak saya tanda senang. 
Saya pun merasakan getaran tulus. Betapa sebuah kekuatan komunikasi 
dalam berbagai bahasa membuat saya menerima berbagai macam kebaikan.
Sebuah
 cerita di Jepang juga membuktikan, bahwa saya harus benar-benar percaya
 pada orang asing. Bagaimana tidak, saat saya travelling ke Jepang, saya
 hanya bermodalkan sebuah buku karya Claudia Kaunang dan pengetahuan 
yang saya cari melalui google. Untung saja ketika saya kebingungan 
mecari jalan ke sebuah agen penjualan tiket terusan ke Hakone, saya 
bertemu dengan seorang wanita, saya sudah lupa namanya, namun karena 
kebaikannya saya dapat menemukan agen perjalanan tersebut. Tak 
tanggung-tanggung, saya diantar sampai agen tersebut. Saya hanya bisa 
mengucapkan banyak terima kasih dalam bahasa Jepang tentunya. 
What a travelling story, we must trust stanger every time we ask some question about the direction. 
Pantai Ndrini
Kalau perjalanan menuju Pantai Ndrini ini membutuhkan waktu sekitar satu setengah sampai dua jam dari Yogyakarta, lebih jauh dari lokasi Goa Pindul.
 Saya dan teman saya harus menyewa sebuah mobil karena perjalanan yang 
sangat jauh itu. Disamping itu, untuk menghemat waktu karena berdekatan 
dengan Goa Pindul, maka saya dan dua teman saya dengan sangat rasional 
menyewa sebuah rental mobil.
Mempercayai orang asing pun harus saya alami pada perjalanan saat ini, perjalanan kali ini penuh dengan cerita tentang Yogyakarta mulai dari Obyek wisata yang akan kami kunjungi yaitu Pantai Ndrini. Kebetulan Pantai Ndrini ini adalah salah satu dari gugusan pantai-pantai di Gunung Kidul.
  
Keunikan dari Pantai Ndrini ini adalah gugusan batu koral yang menyerupai Tanah Lot di Bali. Keindahannya pun hampir sama bahkan lebih indah karena pasirnya yang putih bersih.
Karena sebuah jejak yang harus ditinggalkan hanya sebuah tapak kaki, dan hal yang bisa diambil hanyalah foto, maka saya mengabadikan kenangan yang indah itu di Pantai Ndrini. Sebuah pantai dimana saya bisa mengambil sebuah makna baru, bahwa travelling kemana pun akan terus menerus menambah kenalan baru berupa orang asing yang telah teruji, dan bisa jadi orang asing itu akan menjadi teman, sahabat atau bahkan jodoh saya nantinya, hanya Tuhan yang tahu.
Mempercayai orang asing pun harus saya alami pada perjalanan saat ini, perjalanan kali ini penuh dengan cerita tentang Yogyakarta mulai dari Obyek wisata yang akan kami kunjungi yaitu Pantai Ndrini. Kebetulan Pantai Ndrini ini adalah salah satu dari gugusan pantai-pantai di Gunung Kidul.
| Selfi tak harus tampak muka kan hahaha | 
Keunikan dari Pantai Ndrini ini adalah gugusan batu koral yang menyerupai Tanah Lot di Bali. Keindahannya pun hampir sama bahkan lebih indah karena pasirnya yang putih bersih.
Karena sebuah jejak yang harus ditinggalkan hanya sebuah tapak kaki, dan hal yang bisa diambil hanyalah foto, maka saya mengabadikan kenangan yang indah itu di Pantai Ndrini. Sebuah pantai dimana saya bisa mengambil sebuah makna baru, bahwa travelling kemana pun akan terus menerus menambah kenalan baru berupa orang asing yang telah teruji, dan bisa jadi orang asing itu akan menjadi teman, sahabat atau bahkan jodoh saya nantinya, hanya Tuhan yang tahu.

1 Comentarios
artikel yang menarik, terimakasih..
BalasHapus